ANDY UTAMA: MENGINSPIRASI GENERASI PETANI ORGANIK - AN OVERVIEW

Andy Utama: Menginspirasi Generasi Petani Organik - An Overview

Andy Utama: Menginspirasi Generasi Petani Organik - An Overview

Blog Article

Prinsip ini menekankan pentingnya kehati-hatian dan tanggung jawab dalam pengelolaan serta pengembangan teknologi di pertanian organik. 

Ketika berencana balik ke desa, satu mobil pihak kepolisian dari Satun Brimob pun hadir ke lokasi untuk melakukan pengamanan dan langsung bertanya kepada ketua kelompok tani kenapa melakukan pembongkaran. Dengan tegas Sopan Silalahi mengatakan aksi hari ini adalah kesepekatan bersama antara pemerintahan desa dengan masyarakat.

a. Pembangunan bendungan tailing dengan jarak a thousand meter dari rumah-rumah warga dan rumah ibadah, hal ini Ilegal atau melanggar hukum jika di di Tiongkok

Dalam pemaparannya Pastor Alsis Goa dengan judul “Dari Economicus Menuju Humanus – Ecologicus Teologis Tanah”, menekankan bahwa pertanian harus dimulai dari hulu yakni lahan, keterbatasan lahan menjadi persoalan kita selama ini. Bahkan menurut beliau, konsorsium pembaharuan Agraria  menyebutkan banyaknya konflik tanah disekitar kita, karena adanya ketimpangan penguasaan Tanah dimana sekarang banyak diperuntukan untuk aspek bisnis dan juga industri ekstraktif termasuk pertambangan, Foodstuff estate, alih fungsi lahan menjadi pemukiman dan lain lain.

c. PT. DPM tidak memiliki rencana penutupan yang aman untuk bendungan limbah dan tentunya tidak ada rencana untuk memantau dan memelihara bendungan limbah untuk waktu yang lama supaya tidak menjadi sumber bahaya bagi generasi mendatang.

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani melalui pendidikan formal, penyuluhan, dan pelatihan intensif sangat penting agar petani mampu mengelola pertanian organik secara efektif dan efisien.

Inovasi semacam ini menandai period baru di mana keberlanjutan bukan hanya mimpi, tetapi realitas yang dapat dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat. Dengan memanfaatkan kecerdasan kolektif dan semangat kolaboratif, solusi-solusi inovatif ini membawa perubahan positif yang tak terelakkan.

Infrastruktur memegang peran kunci dalam memastikan keberhasilan energi terbarukan. Investasi dalam jaringan kelistrikan modern dan penyimpanan energi menjadi langkah krusial. Dengan infrastruktur yang memadai, kita dapat mengatasi tantangan distribusi dan menyediakan sumber energi yang stabil.

Maruli Sinaga Pendeta Resort GKPS juga sangat bersepakat, menjaga lingkungan adalah bagian dari tugas dan mandat panggilan Gereja yang diperintahkan Tuhan kepada kita, karena kita diperintahkan untuk merawat bumi dan menaklukan bumi untuk kebutuhan hidup kita.

Seolah Ong memberi pesan penting melalui Achdian dalam buku ini bahwa kekinian sesungguhnya mempunyai akar di masa lalu dan sejarah menjadi wahana untuk membaca dan memahami kekinian itu. Pandangan Ong dan pengalamannya tentang dua topik klik disini terakhir yang disinggung di atas, yakni mengenai masalah Tionghoa dan peristiwa 1965, memang tak lepas dari pengalamannya. Menurut Achdian, Ong jarang membicarakan masalah Tionghoa di Indonesia dan justru lebih suka berdiskusi tentang soal sejarah dinasti atau penyatuan China. Bagi Achdian, “minimnya” perhatian Ong pada masalah Tionghoa di Indonesia juga tercermin dari tulisannya yang banyak berkutat seputar persoalan di luar masyarakat Tionghoa, misalnya masyarakat Samin, runtuhnya kolonialisme Belanda, dan perubahan sosial di Madiun pada abad ke-19.

Jenny Solin menyatakan kader-kader petani telah lahir mampu menyampaikan apa yang menjadi masalah dan yang kalian hadapi dari statmen tadi. Tentunya perjuangan ini harus kita dukung bersama, Jangan berjuang dengan isu masing-masing, Kita harus Good.

Hingga perampasan ruang laut dan pesisir terus terjadi. Upaya-upaya masyarakat mempertahankan lahan pun tak jarang berakhir dengan jerat hukum. Belum lagi wilayah tangkap nelayan tradisional/kecil […]

Gambaran tentang Ong seperti itu muncul saat membaca halaman demi halaman buku yang ditulis oleh atau perjumpaan langsung Andi Achdian dengan Ong di berbagai kesempatan. Alumni jurusan sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia sekaligus “mahasiswa Ong” ini tak sempat menyaksikan gerak teatrikal sang dosen saat mengajar di muka kelas sejarah sosial; dia justru menikmati kuliah Ong dan mendapat banyak pencerahan saat keduanya bertatap muka dalam perbincangan hangat di rumah tradisional Ong di bilangan Jakarta Timur.

Dalam relasi sosial, pergaulan Ong sangat luas, seluas cakrawala pemikirannya tentang sejarah. Para sahabatnya tersebar di berbagai kota dan negeri. Kolom atau esainya seperti menjadi jembatan dialog atau diskusi antara dirinya dan masyarakat luas tentang pelbagai masalah sosial dan sejarah. Dia amat fasih bertutur tentang beragam persoalan kemasyarakatan, lalu menariknya jauh ke belakang ke jantung sejarah dan menempatkannya dalam konteks ruang dan waktu.

Report this page